Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Nurul Ikhsan
ASIASATU.com – Kiprah Dr KH As’ad Said Ali menjalani profesi sebagai seorang intelijen negara selama puluhan tahun sepenuhnya wujud bhakti kepada bangsa dan negara, hingga purna tugas sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada tahun 2011.
As’ad Said Ali mengemban jabatan Wakil Kepala BIN selama hampir 11 tahun (2000-2011), dari era Presiden Gus Dur, Presiden Megawati Soekarnoputri, hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bergabung di BIN tidak lama setelah menyelesaikan kuliahnya di Hubungan Internasional UGM. Ia pernah penugasan lama di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yordan, Lebanon, Syuriah, Amerika Serikat dan Eropa.
BACA JUGA : Masyarakat Papua Deklarasikan Dukungan untuk KH Asad Said Ali Maju Jadi Capres 2024-2029
Tak hanya menyelesaikan dengan paripurna setiap misi intelijen di dalam negeri dan di berbagai belahan dunia, gagasan dan kiprahnya As’ad Said Ali juga telah berhasil membangun reputasi BIN di lembaga intelijen antar negara dan di forum-forum intelijen dunia. Sebagai insan intelijen, ia dikenal sangat menjaga marwah BIN sebagai alat negara untuk menjaga keamananan dan kedaulatan negara dari setiap potensi ancaman.
Tidak hanya dikenal sebagai tokoh intelijen dunia yang pernah bertugas di berbagai benua, Dr KH As’ad Said Ali juga mengabdikan dirinya di ormas keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Ia menjabat Wakil Ketua Umum PBNU Periode 2010-2015. Saat ini, ulama kharismatik kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 19 Desember 1949 menjabat Mustasyar PBNU Periode 2022-2027.
As’ad Said Ali yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta juga dikenal sebagai tokoh dan penggerak kader NU. Ia adalah penggagas dan pendiri Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), yang hingga saat ini PKPNU sudah ada di lebih 11 ribu titik. Ia telah banyak melakukan kaderisasi fundamental NU di level bawah melalui PKPNU. Alumnus PKPNU tercatat banyak tersebar di seluruh penjuru negeri dan dunia.
Karena ketokohannya di NU, pada Muktamar ke-34 NU tahun 2021 lalu, KH As’ad Said Ali banyak diminta oleh warga nahdiyin dan tokoh NU untuk bersedia dicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU.
Sosoknya sebagai tokoh intelijen yang disegani dunia berlatar belakang santri, menjadi daya tarik dan nilai tersendiri. Berbekal pendidikan pondok pesantren, sarjana hubungan internasional, dan kemampuan menguasai bahasa asing serta memahami geopolitik, As’ad Said Ali berhasil menterjemahkan tujuan dan kerja intelijen dalam prespektif Al Quran. Ia menyampaikan bahwa ilmu-ilmu tentang intelijen itu sudah ada di dalam Al-Quran.
Dikutip dari jombang.nu.or.id, seperti halnya sejarah Nabi Sulaiman yang memerintahkan burung hud-hud untuk menyelidiki Ratu Balqis di kerajaan Saba. Karena itulah, burung hud-hud menjadi salah satu hewan yang dimuliakan karena jasanya yang begitu besar.
As’ad Ali menceritakan bahwa dirinya adalah seorang santri. Namun, kemudian masuk di lingkungan baru yaitu di dunia intelijen. Ia mengungkapkan, malam Jumat menjadi rutinitasnya untuk membaca surat-surat Al-Quran. Dalam Al-Quran tersebutlah terdapat ilmu-ilmu tentang intelijen.
“Bapak saya ngasih ijazah untuk membaca Yasin, As-Sajdah dan Al-Waqiah. Setelah itu saya tambahi sendiri, ijazah An-Naml sama Al-Fatir. Dua surat ini memiliki ilmu-ilmu tentang intelijen,” katanya.
Berdasarkan kisahnya, burung hud-hud hidup di zaman Nabi Sulaiman AS. Ia ditugaskan oleh Nabi Sulaiman untuk mencari informasi di daerah lawan dan menyampaikan informasi tersebut kepadanya.
Seperti diketahui, Nabi Sulaiman dianugerahkan mukjizat bisa berbicara dengan hewan dan jin. Karena itu, pasukan kerajaannya pun banyak terdiri dari hewan dan jin. Burung hud-hud adalah salah satunya.
Menurutnya, intelijen itu informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya.
“Intelijen itu harus disampaikan secara cepat dan digunakan secara tepat. Intelijen itu kegiatan yang harus didengar dan dilihat sendiri,” ungkapnya pada saat acara bedah buku karangannya berjudul ‘Perjalanan Intelijen Santri’ di Auditorium Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Pondok Pesantren (PP) Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, tahun lalu.
Menurutnya, intelijen santri itu tugasnya hanya mengumpulkan informasi bukan untuk membicarakan perkara yang di luar dari target yang dituju. Terlebih jika membicarakan orang lain yang dapat menimbulkan kegaduhan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
“Informasi intelijen santri itu letaknya hanya dalam Al-Qur’an,” ujarnya.
5 Komentar
Pingback: Kemendikbudristek dan Komisi X DPR RI Kolaborasi Bina Literasi Generasi Muda - Asiasatu - Aktual Terpercaya
Pingback: Indonesia dan Kyrgysztan Peringati 30 Tahun Hubungan Diplomatik - Asiasatu - Aktual Terpercaya
Pingback: Kerja Sama Indonesia-RRT Dukung Implementasi Transformasi Kesehatan - Asiasatu - Aktual Terpercaya
Pingback: KAI Siapkan 6,9 Juta Tempat Duduk Angkut Pemudik Lebaran 2023 - Asiasatu - Aktual Terpercaya
Pingback: Selama Ramadan dan Idul Fitri PLN Siagakan 2.300 Posko Kelistrikan dan 82.690 Personel - Asiasatu - Aktual Terpercaya