Pewarta : Heri Taufik | Editor : Nurul Ikhsan
ASIASATU.com – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan bahwa bonus demografi di Indonesia membawa signifikansi tersendiri dalam kemajuan negara. Hal tersebut disampaikan Wamendag saat hadir sebagai pembicara pada Seminar Internasional “On Human Rights & Fundamentalism” yang diadakan World Student Christian Federation (WSCF) di Universitas Kristen Indonesia, Senin (17/7).
“Peran pemuda setidaknya ada tiga, yaitu menjadi agen untuk meningkatnya literasi digital, melakukan transformasi digital, dan menghadirkan inovasi yang kontekstual,” jelas Wamendag Jerry.
BACA JUGA : Dorong Promosi Kopi Indonesia, Kemendag Dirikan Indonesia House of Beans Singapura
Turut hadir dalam acara ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly; Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI Verdinand Robertua; serta Sekretaris Jenderal Persekutuan GerejaGereja di Indonesia (PGI) Pdt. Jacky Manuputty.
Wamendag Jerry memaparkan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mempertahankan tren positif dan bagaimana ekspor perdagangan memberi kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang partisipasi bagi anak muda.
BACA JUGA : Lamudi Pastikan Keberlanjutan Bisnis Jangka Panjang lewat Restrukturisasi Perusahaan
Menurut Wamendag Jerry suara anak muda lintas identitas perlu didengarkan, terutama di negara multikultural seperti Indonesia. “Partisipasi para pemuda penting dan bisa diwujudkan melalui berbagai bidang, termasuk ekonomi. Partisipasi juga menjadi sarana keterwakilan atau representasi di sistem demokrasi ini,” ujar Wamendag.
Wamendag Jerry menjelaskan, pemerintah terus membuka berbagai ruang lintas sektor untuk mendengar, mendukung, dan memfasilitasi anak muda berkontribusi. “Justru kini banyak sekali ruang untuk anak muda berkarya. Dengan pemanfaatan ekosistem digital, kesempatan untuk bersinergi terbuka semakin lebar,” imbuh Wamendag Jerry.
Pada kesempatan tersebut, Wamendag Jerry mendorong para mahasiswa dan seluruh partisipan forum yang hadir agar terus menjaga toleransi. Selain itu, bersedia beradaptasi dan terlibat aktif menghadirkan solusi di tengah masyarakat untuk mewujudkan komunitas yang damai, maju, dan sejahtera.
Seminar internasional kali ini dihadiri sebanyak 150 partisipan. Selain dari mahasiswa UKI sendiri, hadir perwakilan dari Korea Selatan, Australia, Amerika Latin, Bangladesh, serta beberapa negara lainnya.