Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Nurul Ikhsan
ASIASATU.com, Yogyakarta – FAEA Conference ke-46 merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Federasi Asosiasi Ekonom ASEAN (FAEA). Organisasi profesional ini beranggotakan asosiasi ekonom dari 7 negara, diantaranya 5 negara ASEAN ditambah Viet Nam dan Cambodia.
Ketua Panitia M Edhie Purnawan mengatakan pelaksanaan Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability dihadiri oleh 200 peserta ekonom baik yang berlatarbelakang akademisi, bisnis, maupun pemerintahan, praktisi, pembuat kebijakan, dan mahasiswa dari negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya.
BACA JUGA : Buka Halal World 2023, Wapres Dorong Penerapan Standar Halal Global
Ketua Umum PP ISEI yang juga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan harapan bahwa dengan FAEA Conference ini FAEA perlu berkontribusi ikut memitigasi dampak global spillover. Menurutnya, FAEA juga perlu menjadi pelaku penting dalam mendorong sinergi dan kolaborasi ASEAN.
Sementara itu, Irma Shantia Dewi selaku Wakil Ketua Pelaksana menjelaskan FAEA 46th di Yogyakarta dilaksanakan selama 2 hari. Plenary session telah dilaksanakan di hari pertama. Pada 18 November 2023 seluruh delegasi akan mengunjungi Keraton Yogyakarta untuk melakukan wisata njeron mbeteng.
BACA JUGA : Audiensi dengan CEO Youtube, Mendag Dorong Sinergi Kembangkan Ekonomi Digital RI
Pelaksanaan FAEA 46th International conference menghasilkan deklarasi bersama 5 negara ASEAN ditambah Viet Nam dan Cambodia:
1. FAEA sangat mengapresiasi terselenggaranya konferensi yang diselenggarakan oleh PP ISEI (Asosiasi Ekonomi Indonesia) sebagai anggota FAEA, dengan mengusung tema “Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability”.
2. FAEA menyadari pentingnya kolaborasi antar perekonomian ASEAN dan mitra lainnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berketahanan, dan inklusif di tengah tantangan global seperti pandemi, perubahan iklim, persaingan geo-ekonomi dan geo-politik.
3. FAEA mendukung keterlibatan inisiatif sektor swasta, universitas, organisasi penelitian, asosiasi, dan lembaga pemerintah untuk mendorong kemajuan praktik ekonomi berkelanjutan.
4. FAEA mendorong peningkatan konektivitas ASEAN melalui pengembangan infrastruktur fisik, digital, dan kelembagaan, serta mendukung inisiatif Konektivitas Pembayaran Regional (RPC), Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk memperluas akses, peluang, dan pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, transparan, dan inklusif bagi komunitas ASEAN, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dan sektor informal, serta pertukaran peneliti dan pendidik.
5. FAEA mendukung upaya penguatan integrasi ekonomi ASEAN melalui implementasi ASEAN Comprehensive Work Plan (ACWP) 2021-2025 dan inisiatif lainnya, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ASEAN Single Window (ASW), dan ASEAN Cetak Biru Masyarakat Ekonomi 2025.
6. FAEA memandang pentingnya integrasi digital sebagai salah satu faktor penting untuk mendorong perekonomian ASEAN bersaing lebih efektif, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan kawasan ASEAN yang lebih inklusif.
7. FAEA mendorong produksi pangan berkualitas dan perdagangan barang yang berkelanjutan di seluruh negara ASEAN yang terkena dampak negatif krisis iklim. Oleh karena itu, FAEA berkomitmen untuk mempromosikan dan mengadvokasi kebijakan terhadap lingkungan dan ketahanan pangan.
8. FAEA mendorong para ekonom dan asosiasi ekonomi untuk melakukan kajian kebijakan dan penerapan kebijakan ekonomi yang bijaksana untuk memitigasi gejolak yang berasal dari luar kawasan ASEAN.
9. FAEA mendorong eksplorasi ide dan kerja sama dalam kegiatan ekonomi pelengkap yang berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), rantai pasokan global, transformasi digital, dan penggunaan sumber energi terbarukan secara lebih luas.
10. FAEA mendorong pendalaman hubungan antar manusia di seluruh ASEAN untuk membangun pemahaman yang lebih kuat menuju terciptanya kolaborasi berbasis kepercayaan.